At Sidiq House
Another
simply loved memories....
Setelah cukup rumit meminta izin kepada bapak
Wakamad Keasramaan (you know lah...), menyusun serangkain acara yang bakal
digelar di rumah si dia, Sidiq maksudnya dan persiapan transport tentunya.
Sebenarnya kami memasukkan acara inti kejutan buat wali kelas kami Bu Etty yang
kebetulan berulang tahun beberapa hari sebelumnya. Ini kami bisa dibilang
ngebet banget keluar IC alias main ke rumah Sidiq asking how are you now? Dan
jadilah hari ------ kami mengeluarkan kaki dari gerbang IC. Rasanya wahh!
Kami berangkat menuju rumah Sidiq dengan
menggunakan sekitar 3 mobil milik Shofi, Yumna, dan Qarri. Selain para anggota Becak
Adem (nama kelas kami, XI NS 1)
turut serta juga Bu Shofi guru matematika kami. Taraaa.... Bukan tanpa alasan
beliau tiba-tiba bela-belain untuk ikut acara kecil ini. Ya, tapi alasan itu
tidaklah bisa saya paparkan di sini. Rahasia perusahaan, hho. Bu Shofi bisa
dibilang lumayan deket sama Sidiq. Bagaimana yaa... Sidiq sih juga tersebut
sebagai salah satu master matematika di kelas kami yang nggak pernah remed, di
samping Hafizh, Rifqi, dan Anna. Yah, kami sebagai anggota kelas merasa
kehilangan salah satu member dan
pencerah matematika kami (lebay ya?) Giliran yang lain nggak bawa buku paket
matematika disuruh lari... Apalagi Agus, Bu Shofi mah demen banget minta Agus
lari gara-gara sering tidur di kelas. Tapi pas Sidiq nggak bawa nggak disuruh
lari, alasannya tidak lain tidak bukan karena dia tidak remed. Is it fair enough?
Kembali ke acara inti. Kami bergerak ke
kompleks perumahan Sidiq di Pamulang. Dan taraa... ternyata orang tuanya sudah
menyambut di depan rumah. Oh, malunya. Sidiq mana, Bu? Oh tadi nunggu di deket
jembatan *tepok jidat. Kayaknya nggak ada anak Becak yang lihat. Tapi beberapa
menit kemudian Sidiq datang mengendarai motornya. Big hug langsung dilontarkan anak-anak cowok pada Sidiq. Ya
jelaslah mereka rindu. Apalagi Rifqi *wkwk.
Berapa anak dan Bu Shofi masuk ke dalam rumah
Sidiq terlebih dulu, Bu Etty juga kudu digiring masuk nih *eh. Soalnya
kejutannya baru disiapin. Ketika memulai beberapa perbincangan kecil, Qarri pun
masuk sambil membawa kue coklat besar. Lagu Happy
Birthday kita nyanyikan bareng-bareng buat wali kelas tercintah. Setelah
itu apa ya... Ya kita bercerita lah mengenai ini itu. Eh, semetara itu sebagian
anak cowok malah naik ke kamar Sidiq buat main pe-es. Aduh kan kitanya mau
ketemu Sidiq...malah diumpetin di kamarnya.
Habis makan beberapa camilan dan makan siang
akhirnya, kami pun mempertontonkan video saman kartini Becak. Seharusnya di
antara anak cowok yang memainkan saman, ada Sidiq. Tapi semua itu sudah
terjadi tanpa sepengetahuan kami. Waktu yang sangat mepet tidak mungkin
bagi kami untuk mencari pemain saman baru. Akhirnya kami sempilkan Dino di
beberapa scene dan kami buatlah
tempat kosong buat Sidiq.
Oh, ya. Di Rumah Sidiq ini kita jadi makan
banyak banget. Udah disuguhin minuman, gorengan, roti coklat, pudding, dan
makan besar. Apa kabar perut? Nah, satu dari sekian gorengan yang ada adalah
piscok buatan ibunya Sidiq. Lumayan gedhe ukurannya. Dan sumpah! Enak! Aku sama
Balqis nih yang kayaknya demen. Sampe-sampe rasanya pengin bawa pulang tuh
piscok yang masih nyisa. Tapi ya pada jaim-lah. Ya sudah say good bye piscok.
Setelah makan siang, aku dan Yumna
berjalan-jalan mencari mushala ataulah masjid terdekat. Berhubung tadi di suruh
salat Dzuhur dulu. Dan anak cowok kayanya juga udah pada gerak ke masjid. Pas
pulang dari masjid...Apaan tuh? Kok pada baris di dalam rumahnya Sidiq?
Weeehh...pada foto bareng! Kitanya nggak diajak apa? Berlarilah aku dan Yumna
mengambil posisi di ujung kamera. Walhasil kami hanya mendapat satu kali jepret
-__-
Bubar dari rumah Sidiq kita plus Sidiq
tentunya, berangkat ke rumah Bu Etty di perumahan Serpong Paradise. Tuh, di
sini keliatan banget Rifqi kangen sama Sidiq. Main bonceng buat ke rumah Bu
Etty. Yaa, terserahlah. Hanya Sidiq yang tahu di mana Rifqi berada kalo lagi
nggak ada di kelas.
Pas pertama melangkah masuk ke rumah Ibu wali
kelas, saya cukup terpesonah. Interior desain-nya, classy sekali. Sederhana
tapi minimalis. Kita pun ditujukan ke lantai dua untuk salat Dzuhur bagi yang
belum. Setelah itu sebagian anak turun untuk membantu bikin spaghetti dan
rujak. Hha, makan-makan lagi kan... Padahal baru jeda 2-3 jam. Anak cowok mah mager,
malah main karambol di lantai dua. Lumayan brisik. Nggak kalah sama Nuha yang
main congklak sama anaknya Bu Etty.
Spaghetti ala Bu Etty sudah siap.
Makhluk-makhluk yang lagi main karambol apa boleh buat kudu dipanggil buat
bareng-bareng nyantap makanan ini. Pokonya mereka yang cuci piringnya, gitu
bukan ya perjanjiannya. Ah, lupakan. Di tengah acara Bu Shofi udah dijemput
oleh sang suami. Yah, bye bye Bu.
Salat asar udah, dan barulah kita siap-siap
pulang ke IC. Foto bareng (lagi) dulu lah. Dan kali ini aku dan Yumna dapet
full fersion. Alhamdulillah... Setelah foto bareng Sidiq minta pamit pulang
duluan. Iyalah masa mau ngatut ke IC. Kan ortunya udah nungguin anaknya pulang,
ya jangan kita bawa pergi Sidiq-nya.
0 comments