Menejelajahi Bumi Tak Berarti Harus Mengunjunginya
Ruh-ruh
bercokol di kertas-kertas penuh cerita. Berlabuh di persinggahan yang menanti
lagu yang berbeda.
Aku sedang
menjelajah. Tanpa raga.
Meretas
musim-musim yang hilir mudik berganti.
Menjadi orang
asing bagi orang-orang asing.
Dewasa ini tak sedikit khalayak sekalian berkeinginan
untuk pergi keluar negeri. Entah untuk mencecap ilmu, berkompetisi, atau
sekadar menilik alam raya. Mencari pengalaman yang tak bisa diuangkan.
Kini teknologi sudah teramat canggih.
Untuk menghubungi orang yang letakya jauh di sana tak perlu ambil pusing. Karya cipta
buatan manusia semacam gadget ini memang sangat membantu dan menghemat energi.
Sebabnya jasa kantor pos agaknya sudah mulai ditinggalkan dalam urusan
surat-menyurat. Tapi ternyata, perihal ini masih hangat digunakan di beberapa
negara di luar sana. Setidaknya begitulah kata salah satu penjaga kantor pos
yang saya temui beberapa hari lalu. Masih ada beberapa orang yang gemar
melakukan aktifitas jadul ini. Baik itu berupa surat menyurat ataupun
bertukar kartu pos dengan sejwat anak bangsa. Terlebih lagi dengan teman berbeda bangsa di luar benua. Ada
semacam kesan dan pengalaman tersendiri. Bagi penulis, hal ini juga merupakan
salah satu cara menjelajahi antah berantah bumi tercinta yang terbentang begitu
luasnya. Terkadang waktu yang ada tak mengizinkan kita beranjak sejenak saja.
Masalah akomodasi pun administrasi menjadi salah satu kendala.
Bahkan dengan sekedar mengirim surat
atau kartu pos berbubuhkan prangko seperti mengirim sebuah cerita panjang. Tidak
hanya dibalik tulisan tersurat si pengirim tapi juga makna tersirat yang ada di
gambarnya. Begitulah sisi menarik saat kita masih menggunakan teknologi
sederhana ini. Ada cerita yang tak
diceritakan. Ada keindahan yang kecil digoreskan. Ada pengalaman yang hanya
dialgukan lewat gambaran.
Keinginan dan rasa untuk menjelajah bumi
agaknya cukup terpenuhi. Meski tanpa mengunjunginya, akan ada semacam tanda
fisik seolah kita pernah berada di sana. Ya, wujudnya berupa surat maupun kartu
pos yang kita kirim dan terima dari kerabat kita. Seolah mereka mengantarkan sejuta
pengalaman dan warna-warni dari tempat yang berbeda.
Saat ini saya sedang mengirim sesuatu
yang hendak berlabuh di Jerman, Russia, dan China. Seperti sedang bertamasya
tanpa raga. Karena kisah pengalaman yang akan saya dapatkan tak akan pernah
sampai kecuali kartu-kartu pos dan cerita di balik perangko itu telah sampai
pada empunya. Semakin lama mereka berada di jalan dan tak mencapai tujuan, akan
semakin lama pula saya tak kunjung mendapatkan pengalaman menarik ini. Menunggu
entah siapa di beberapa hari kemudian yang akan berbagi cerita dengan saya. Menunggu
entah warna apa yang dilukiskan di secarik kertas-kertas sederhana.
Ada begitu banyak cara untuk
menjelajah bumi. Ada begitu banyak cara untuk berbagi cerita. Ada begitu banyak
cara untuk mencari sahabat-sahabat yang beraneka. Yang sederhana. Yang
berbekas. Yang bermakna.
Menjelajah bumi tak mesti dengan
mengunjunginya. Mencari teman tidak berarti harus pernah menemuinya. Pengalaman
ini tak akan pernah bisa diuangkan. Terbanglah ke sisi-sisi lain bumi dengan
cara yang kau lebih cenderung kepadanya. Karena untuk menuntut ilmu, kita tak
cukup dengan sekadar berdiam saja.
Segeralah berlabuh. Di tepian-tepian penuh cerita.
Segeralah berlabuh. Di tepian-tepian penuh cerita.
0 comments