Menejelajahi Bumi Tak Berarti Harus Mengunjunginya

by - November 12, 2015

Ruh-ruh bercokol di kertas-kertas penuh cerita. Berlabuh di persinggahan yang menanti lagu yang berbeda.
Aku sedang menjelajah. Tanpa raga.
Meretas musim-musim yang hilir mudik berganti.
Menjadi orang asing bagi orang-orang asing.
Mendikte norma, budaya, irama, dan warna Indonesia.




Dewasa ini tak sedikit khalayak sekalian berkeinginan untuk pergi keluar negeri. Entah untuk mencecap ilmu, berkompetisi, atau sekadar menilik alam raya. Mencari pengalaman yang tak bisa diuangkan.
Kini teknologi sudah teramat canggih. Untuk menghubungi orang yang letakya jauh di  sana tak perlu ambil pusing. Karya cipta buatan manusia semacam gadget ini memang sangat membantu dan menghemat energi. Sebabnya jasa kantor pos agaknya sudah mulai ditinggalkan dalam urusan surat-menyurat. Tapi ternyata, perihal ini masih hangat digunakan di beberapa negara di luar sana. Setidaknya begitulah kata salah satu penjaga kantor pos yang saya temui beberapa hari lalu. Masih ada beberapa orang yang gemar melakukan aktifitas jadul ini. Baik itu berupa surat menyurat ataupun bertukar kartu pos dengan sejwat anak bangsa. Terlebih lagi dengan  teman berbeda bangsa di luar benua. Ada semacam kesan dan pengalaman tersendiri. Bagi penulis, hal ini juga merupakan salah satu cara menjelajahi antah berantah bumi tercinta yang terbentang begitu luasnya. Terkadang waktu yang ada tak mengizinkan kita beranjak sejenak saja. Masalah akomodasi pun administrasi menjadi salah satu kendala.

Bahkan dengan sekedar mengirim surat atau kartu pos berbubuhkan prangko seperti mengirim sebuah cerita panjang. Tidak hanya dibalik tulisan tersurat si pengirim tapi juga makna tersirat yang ada di gambarnya. Begitulah sisi menarik saat kita masih menggunakan teknologi sederhana ini. Ada  cerita yang tak diceritakan. Ada keindahan yang kecil digoreskan. Ada pengalaman yang hanya dialgukan lewat gambaran.

Keinginan dan rasa untuk menjelajah bumi agaknya cukup terpenuhi. Meski tanpa mengunjunginya, akan ada semacam tanda fisik seolah kita pernah berada di sana. Ya, wujudnya berupa surat maupun kartu pos yang kita kirim dan terima dari kerabat kita. Seolah mereka mengantarkan sejuta pengalaman dan warna-warni dari tempat yang berbeda.

Saat ini saya sedang mengirim sesuatu yang hendak berlabuh di Jerman, Russia, dan China. Seperti sedang bertamasya tanpa raga. Karena kisah pengalaman yang akan saya dapatkan tak akan pernah sampai kecuali kartu-kartu pos dan cerita di balik perangko itu telah sampai pada empunya. Semakin lama mereka berada di jalan dan tak mencapai tujuan, akan semakin lama pula saya tak kunjung mendapatkan pengalaman menarik ini. Menunggu entah siapa di beberapa hari kemudian yang akan berbagi cerita dengan saya. Menunggu entah warna apa yang dilukiskan di secarik kertas-kertas sederhana.

Ada begitu banyak cara untuk menjelajah bumi. Ada begitu banyak cara untuk berbagi cerita. Ada begitu banyak cara untuk mencari sahabat-sahabat yang beraneka. Yang sederhana. Yang berbekas. Yang bermakna.



Menjelajah bumi tak mesti dengan mengunjunginya. Mencari teman tidak berarti harus pernah menemuinya. Pengalaman ini tak akan pernah bisa diuangkan. Terbanglah ke sisi-sisi lain bumi dengan cara yang kau lebih cenderung kepadanya. Karena untuk menuntut ilmu, kita tak cukup dengan sekadar berdiam saja. 

Segeralah berlabuh. Di tepian-tepian penuh cerita.





You May Also Like

0 comments