#Repost : A Lecture by Imelda Akmal: All About Architectural Writing

by - Desember 03, 2017

Hal-hal yang dikerjakan oleh Studio Penulisan adalah mulai dari menemukan IDE, produksi tulisan dan gambar (photograph) hingga NAIK CETAK. Dengan kata lain, Studio Penulisan hampir setara dengan Penerbit. Bedanya, Studio Penulisan hanya sampai menyiapkan filesiap cetak yang disebut Final Artwork saja, sedangkan Penerbit hingga mencetaknya. Oleh karena itu, bagi Studio Penulisan, sebuah buku adalah setara dengan proyek di biro arsitektur.
IDE dan PEMBACA
Langkah pertama dalam penulisan adalah menemukan ide. Ide bisa didapatkan dari arah minat pribadi atau gagasan yang ingin disebarluaskan. Meski begitu, kita perlu mengambil sudut pandang pembaca agar tulisan kita bisa lebih luas tersebar, serta lebih punya benefit dan juga profit sebagai tambahannya. Penentuan objek pembaca bagi tulisan kita, akan memengaruhi langkah-langkah selanjutnya, mulai dari pemotretan, gaya bahasa, cara penulisan, pemilihan font, hingga layout tulisan.
PENULISAN ARSITEKTUR
  1. Dokumentasi arsitektur.
    Efeknya hingga jauh ke depan. Buktinya, saat ini ada Panduan Wisata di Jakarta yang sekitar 80% adalah arsitektur warisan kolonial Belanda. Fenomena ini disebabkan oleh kurangnya informasi dunia arsitektur kontemporer Indonesia, akibat terlalu sedikit dokumentasi tentangnya.
  2. Menyampaikan gagasan dan ide arsitek.
    Terkadang publik tidak bisa menangkap apa yang hendak disampaikan oleh arsitek melalui rancangan bangunannya. Untuk itulah penulisan diperlukan, agar desain arsitek bisa tepat guna di kalangan masyarakat umum. Lebih jauh lagi, penulisan arsitektur bisa digunakan untuk menyebarkan ideologi, terutama yang berkaitan dengan urban. Hal ini sudah dilakukan di dunia internasional.
  3. Bahan pembelajaran.
    Dapat dipastikan bahwa orang yang menuliskan atau membaca tulisan tentang gagasan besar dari seorang arsitek akan menambah perbendaharaan kata dala kamus arsitekturnya. Bagi seorang arsitek, gagasan ataupun detail arsitektur yang dia dapat bisa dijadikan preseden yang berharga. Sedangkan bagi masyarakat umum, minimal mereka menjadi tahu bahwa bangunan yang sehat dan nyaman itu seperti apa.
  4. Tanggung jawab arsitek kepada publik untuk menuliskan alasan rancangannya.
    Seorang arsitek perlu menyadari bahwa bangunan yang ia rancang bukan hanya urusan dia dan kliennya, melainkan juga berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Bahkan bila proyeknya besar, bisa berdampak pada satu kota. Maka dari itu penulisan arsitektur akan membuat arsitek lebih berhati-hati dalam merancang, karena akan selalu teringat bahwa visual dari bangunannya itu adalah hak publik juga.
  5. Mengembangkan teori bagi arsitek.
    Saat setiap arsitek rutin menuliskan gagasannya dalam merancang, maka akan ada ide-ide baru yang muncul dengan mengombinasikan gagasan-gagasan itu. Tahap selanjutnya, ide tersebut akan menjadi teori yang terus berkembang.
STUDIO MENULIS
  1. Mengedukasi orang awam.
    Masyarakat masih belum mengetahui seperti apakah rumah yang sehat. Biasanya keinginan mereka hanyalah rumah yang megah dengan furniture mahal,  padahal belum tentu menghasilkan arsitektur yang baik. Oleh sebab itu, tujuan utama dari studio menulis adalah mengedukasi orang awam.
  2. Menjawab kegelisahan.
    Pada tahun ’80-an, terjadi booming rumah-rumah real estate di Jakarta dengan gaya klasik beserta pilar-pilar besar yang tidak sesuai proporsi aslinya. Fenomena ini menghadirkan kegelisahan sehingga perlu dijawab dengan tulisan.
  3. Sharing arsitek kepada pembaca
    Tulisan juga menjadi tempat arsitek berbagi mengenai gagasan atau konsep yang terkandung dalam karya-karya rancangannya.
  4. Meng-endorse arsitek Indonesia
    Dengan adanya tulisan, arsitek-arsitek Indonesia bisa lebih luas terpublikasi. Bahkan, hingga go international.
TIPS
  1. Untuk bisa menulis kritik arsitektur dengan data, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu: membaca teori, membaca sejarah, dan mengetahui filosofi.
  2. Agar bisa bertahan dalam menulis arsitektur adalah dengan memiliki passion saat menulis dan memastikan bahwa setiap tulisan kita mempunyai makna/manfaat kepada orang lain.
CATATAN PENTING
  1. Membuat kritik tidak mudah saat masyarakat Indonesia tidak siap untuk dikritik. Dampaknya, tidak ada yang mau menawarkan proyek.
  2. Permintaan pasar untuk tulisan arsitektur masih tinggi, namun di satu sisi publikasi arsitektur masih kurang, sehingga peluang masih besar.
  3. Ada dua hal yang hilang dalam pembuatan buku sehingga buku bisa menjadi murah pada saat ini, yaitu: film foto dan separasi warna.
  4. Usahakan tidak menggunakan 3D model untuk proyek, tetapi menggunakan foto. Karena foto adalah bukti bahwa bangunan tersebut bisa dibangun.
--------------------------------------------------------
Terima kasih atas tulisannya, akhirnya nemu juga dan bisa kebagian dapet ilmunya. Pengen banget ikut workshopnya beliau (Imelda Akmal) tapi kayaknya aku kelamaan galau jd tiketnya sudah ludes duluan. Alhasill tetep nyari-nyari tulisan barangkali ada yang berbaikhati merangkum dan share di internet. Alhamdulillah nemu. Semoga bermanfaat.
Thanks to owner


Sumber : https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2013/07/31/a-lecture-by-imelda-akmal-all-about-architectural-writing/

You May Also Like

0 comments