HIDUP

by - Oktober 31, 2018

Akan ada saat dimana manusia menemu titik terendah dalam hidup, down, hopeless, tanpa tujuan. Mungkin sudah pernah? Mungkin sekali atau beberapa kali kemudian, siapa yang tahu. Pada saat itu bisa jadi orang-orang meninggalkanmu, sibuk dengan perangai masing-masing. Tentu mereka punya bukan? Dan orang tua mungkin sudah tak bisa membersamai lagi. Saat itu, satu-satunya yang cuma bisa menolongmu ya Tuhanmu. Tapi kalau hidup saja tak pernah menghamba, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan?
.

Bahwa hidup sebenarnya adalah rencana tidak teratur, yang pada akhirnya akan menemui "pulang"-nya masing-masing. Hidup memang kejam. Ia punya cara berkhianat sendiri pada semua hal yang cuma dikira-kira manusia. Takdir mulai dijatuhkan bahkan sebelum seseorang sempat dilahirkan. Tidak ada jaminan bahwa hidup adalah tetang bahagia tanpa kematian, atau duka lara tanpa keberuntungan. Kita memang tidak bisa hidup bermodal nasi saja. Butuh harapan. Harapan? Mana bisa hidup cuma modal harapan. Pasti kau bilang begitu kan barusan? Tapi kalau tidak ada harapan, sejatinya kamu sedang memperjuangkan apa? Bahkan pulang ke rumah juga sebuah harap, yang kemudian dicapai dengan upaya-upaya semaumu. Dan setiap orang memiliki versi rumahnya masing-masing. Ada yg cukup dg batu bata satu lantai dg atap sedikit bocor, ada yg cukup dg kardus beratap langit, ada yg cukup dg kata sapa 'selamat pulang' dg sedikit nasi aking di meja, ada yg cukup dg semiotika segala rasa tenang dan bahagia
.
Entah pulang itu adalah hal yang kau harap, atau takdir yang sudah tergaris lebih dahulu, tak patut kalau tak diperjuangkan. Atau kita sedang mencemooh Tuhan? Bukan seekstrim menginjak-injak al Quran atau membakar masjid. Tapi sekadar rasa putus asamu nggak bisa makan besok juga perbuatan menghina Tuhan.
.

Ya begitulah rumitnya hidup. Tapi kalau tak terbiasa hidup sulit, akan terus terpenjara dalam kesulitan. Hidupmu tak akan berubah. Ya begitu nanti sesuai yg sudah digaris Tuhan, terserah mungkin tak sesuai kira-kiramu. Tapi kalau mau mengubah cara pandang, bisa membuat perubahan besar. Setiap duka dan bahagia adalah perjalanan menuju pulang. Tinggal mau kau nikmati dengan lelah atau sambil menikmatinya. Pada akhirnya nanti semua jasad kita akan terkubur, tapi kita harus tetap hidup. Jangan sekali-kali mencoba 'mati' sebelum waktunya. Nanti juga jumpa. Oleh karenanya, sesulit-sulitnya hidup, kalau kata mbah Nem, Jalani saja.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ 
Dikompilasikan dari beberapa kutipan novel #RahasiaSalinem, dengan perubahan seperlunya.
~ Girl in frame : @aduhipeh
📎 Art Jog'17
Buku ini tidak dicetak di pasaran, tapi dapat dibaca online di sini.

You May Also Like

0 comments